Keperawatan Komunitas II Peran Perawat Komunitas Dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan


BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional adalah untuk mencapai hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Dengan demikian pembangunan di bidang kesehatan mempunyai arti penting dalam kehidupan nasional khususnya dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang erat kaitannya dengan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai salah satu modal dasar pembangunan nasional.
Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang sebagai bentuk pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada individu, keluarga, dan kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
Perawatan kesehatan masyarakat dibutuhkan dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal, dimana perawatan kesehatan masyarakat itu sendiri adalah bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara kesehatan masyarakat dan perawatan yang didukung peran serta masyarakat  mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatan. Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan meningkatkan dukungan masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan serta mendorong kemandirian dalam memecahkan masalah kesehatan.
1
 
Secara bertahap sistem keperawatan dikembangkan sebagai bagian integral dari sistem kesehatan nasional. Bermakna bahwa sistem pemberian pelayanan/asuhan keperawatan profesional dikembangkan secara terintegrasi dalam sistem pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dalam banyak hal, sistem pemberian pelayanan/asuhan keperawatan profesional bersifat saling berhubungan (interrelation) dan saling bergantung (interdependent) dengan sistem pemberian pelayanan profesional lain dalam sistem pemberian pelayanan kesehatan, seperti sistem pelayanan/asuhan medis termasuk pelayanan kedokteran gigi, sistem pelayanan kesehatan masyarakat atau kesehatan publik, dan sistem pelayanan kefarmasian.

B.        Rumusan Masalah
Dilihat dari latar belakang yang telah diuraikan maka penulis menarik suatu rumusan masalah yakni:
1.      Apa arti dari keperawatan komunitas?
2.      Seperti apa Pelayanan kesehatan masyarakat?
3.      Bagaimana peran keperawatan komunitas dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat?
4.      Bagaimana peran perawat komunitas dalam memeberilakan pelayanan (home healthcare)?

C.        Tujuan
1.      Tujuan umum
Adapun tujuan umum dari pemaparan makalah kami yakni “Setidaknya Mengetahui Peran Dari Keperawatan Komunitas Dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan Masyarakat”
2.      Tujuan Khusus
a.       Menambah wawasan akan keperawatan kmunitas dari definisi serta perannya
b.      Mengetahui tentang pelayanan kesehatan masyarakat
c.       Mengerti akan peran keperawatan kmunitas dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat.
d.     
2
 
Mengetahui akan peran perawat komunitas dalam memeberilakan pelayanan (home healthcare)
BAB II
PEMBAHASAN

A.       Seputar Keperawatan Komunitas
1.      Definisi keperawatan komunitas
Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guns meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pence-gahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan kepera¬watan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pads kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pela¬yanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan (Spradley, 1985; Logan and Dawkin, 1987).
Keperawatan kesehatan komunitas menurut ANA (1973) adalah suatu sintesa dari praktik kesehatan masyarakat yang dilaku¬kan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat. Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini bersifat menye¬luruh dengan tidak membatasi pelayanan yang diberikan kepada kelompok umur tertentu, berkelanjutan dan melibatkan masya¬rakat.
3
 
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan kesehatan komunitas adalah suatu bidang dalam ilmu keperawatan yang merupakan keterpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan dengan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif, secara menyeluruh dan terpadu ditujukan kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal.
2.      Ruang lingkup keperawatan komunitas
Perawatan Kesehatan Masyarakat merupakan sintesa dari praktek keperawatan dan praktek kesehatan masyarakat yang diaplikasikan untuk meningkatkan kesehatan dan pemeliharaan kesehatan dari masyarakat. Perawatan Kesehatan Masyarakat mempunyai tujuan membantu masyarakat dalam upaya meningkatkan kesehatan
Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi: upaya-upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi).
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.
3.      Peran keperawatan komunitas
Peran adl seperangkat tingkah laku yg diharapkan o/ org lain thd sso sesuai kedudukannya dlm s/u system. Peran adl bentuk dr perilaku yg diharapkan dr sso pd situasi sosial tertentu (Kozier Barbara,1995:21).
Beberapa peran dari keperawatan komunitas diantaranya :
a.       Clinician Role
4
 
Peran perawat yg paling familiar sbg care provider. Memberikan asuhan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok & komunitas. Holistic practice yang komprehensif, total care yang meliputi fisik, emosi, social, spiritual dan ekonomi. Fokus pada promosi kesehatan yaitu at risk population / vulnerable. Seorang perawat komunitas harus memiliki Skill expansion: communication, listening, skill of observation, counseling. 
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas.
b.      Educator Role
Disebut juga health teacher, memberikan pengajaran atau informasi tentang kesehatan. Educator role merupakan peran dominan perawat komunitas dalam memberikan pelayanan keperawatan. Mayoritas klien (community) dalam kondisi tidak sakit akut dan mampu menangkap informasi kesehatan. Perawat harus signifikan dalam menjangkau populasi yang lebih luas. Pemberian informasi dapat dilakukan pada institusi formal atau pilihan sesuai dengan tingkat kemampuan masyarakat.
c.       Advocate Role
Perawat komunitas berperan memberikan advocacy kepada klien (komunitas). Setiap individu, kelompok, dan masyarakat berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang sederajat. Sistem pelayanan kesehatan yang ada bersifat terbagi-bagi dan depersonalisasi. Masyarakat miskin, kurang beruntung, tanpa asuransi kesehatan, penduduk pendatang tidak merasakan pelayanan kesehatan yang sederajat. Perawat komunitas memberikan arahan dan penjelasan terhadap kompleksitas sistem pelayanan kesehatan yang tujuannya agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan.
Advocacy goals, Membantu klien memperoleh informasi yang relevan terkait pelayanan kesehatan atau sebagai self-determination.  Membuat sistem pelayanan kesehatan lebih responsif dan relevan terhadao kebutuhan kesehatan masyarakat
d.      Manager Role
5
 
Perawat komunitas dapat mengkaji, merencanakan, mengorganisasi kebutuhan klien, mengatur, mengawasi dan mengevaluasi dari pelayanan yang diberikan. Peran ini berkaitan dengan 4 hal yaitu Nurse as planner, Nurse as organizer, Nurse as leader, Nurse as controller and evaluator . Nurse as planner adalah melakukan kolaborasi, menentukan target dan evaluasi. Nurse as organizer adalah mendisain struktur dgn siapa bekerja dan apa tugas yg akan dilakukan. Nurse as leader adalah perawat harus punya kemampuan mengatur, mempengaruhi, membujuk orang lain agar memberikan perubahan positif terhadap kesahatan masyarakat. Nurse as controller and evaluator adalah bagaimana program dan rencana berjalan dgn baik.
e.       Collaborator Role
Perawat komunitas jarang bekerja sendiri. Berkolaborasi dengan tenaga profesional yang lain, seperti: dokter, bidan, ahli gizi, LSM, ahli lingkungan, kesmas. Perawat komunitas dalam melakukan kolaborasi harus memiliki kemampuan komunikasi, kerjasama tim, sikap asertif thdp anggota tim yang lain.
f.       Leadership Role
Kepemimpinan berfokus pada terjadinya perubahan. Disebut juga agent of change. Perawat komunitas memulai perubahan positif untuk kesehatan masyarakat. Mengajak orang lain untuk melakukan perubahan. Dalam mewujudkan perubahan tersebut, perawat juga bekerjasama dengan  tim profesional lainnya.
g.      Researcher Role 
Perawat juga sebagai peneliti. Perawat terlibat dalam investigasi sistematis, pengumpulan data, analisa data, mencari pemecahan masalah dan menerapkan solusi / intervensi. Harapannya hasil penelitian dapat diterapkan di lapangan / praktik dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

B.        Pelayanan kesahatan masyrakat
6
 
pelayanan kesehatan, menjangkau seluruh golongan dan lapisan masyarakat yang memerlukan, baik di tatanan pelayanan kesehatan di masyarakat, maupun di tatanan pelayanan rumah sakit. Pelayanan dikembangkan bersifat berjenjang mulai dari keperawatan dasar sampai dengan keperawatan yang bersifat rumit atau spesialistik bahkan subspesialistik, disertai dengan sistem rujukan keperawatan sebagai bagian dari rujukan kesehatan yang efektif dan efisien.
sistem pemberian pelayanan kesehatan di masyarakat atau komunitas, tempat sistem pemberian pelayanan/asuhan keperawatan dilaksanakan secara terintegrasi dengan sistem pemberian pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Terdapat sifat interdependen berbagai pelayanan profesional yang dikembangkan, seperti pelayanan medis termasuk pelayanan kedokteran gigi, pelayanan kesehatan publik, dan pelayanan kefarmasian dalam mencapai tujuan bersama, yaitu masyarakat sehat. Masing-masing bekerja, bertolak dari masalah yang dihadapi oleh komunitas dan ditinjau dari masing-masing keprofesian, seperti masalah medis, masalah kesehatan publik, masalah keperawatan, dan mas
alah kefarmasian, dengan tujuan sama, yaitu mengatasi berbagai masalah tersebut sehingga pada akhirnya tercapai masyarakat yang bebas dari masalah kesehatan, dan mencapai derajat kesehatan setinggi mungkin.
1.      Tingkat pelayanan kesehatan
Tingkat pelayanan kesehatan Merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan pada masyarakat. Menurut Leavel & Clark dalam memberikan pelayanan kesehatan harus memandang pada tingkat pelayanan lesehatan yang akan diberikan, yaitu:
a.       Health Promotion (Promosi Kesehatan) Merupakan tingkat pertama dalam memberikan pelayanan melalui peningkatan kesehatan. Bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat. Contoh: kebersihan perorangan, perbaikan sanitasi lingkungan, dan sebagainya.
b.      Specific Protection (perlindungan khusus) Perlindungan khusus adalah masyarakat terlindung dari bahaya atau penyakit-penyakit tertentu. Contoh: Imunisasi, perlindungan keselamatan kerja.
c.      
7
 
Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini & pengobatan segera)
Sudah mulai timbulnya gejala penyakit. Dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit. Contoh: survey penyaringan kasus

2.      pemberian pelayanan kesehatan
Pemberian pelayanan kesehatan, merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang diberiakan pada masyarakat yang meliputi;
a.       Rawat Jalan
Pusat pelayanan rawat jalan, sama dengan klinik, memberi pelayanan kesehatan dengan cara rawat jalan. Pusat tersebut mungkin bergabung dengan rumah sakit atau berfungsi secara mandiri dibawah suatu yayasan atau dibawah pengawasan seorang dokter atau sekelompok dokter. Pusat pelayanan rawat jalan mungkin dapat berlokasi dalam suatu fasilitas rawat inap; tetapi sebagian besar berdiri sendiri dan berlokasi jauh dari institusi rawat inap yang besar. “Pusat-Bedah” merupakan salah satu contoh dari pusat pelayanan rawat jalan dimana klien datang untuk melakukan prosedur oprasi minor seperti pengangkatan katarak, bedah plastik, dan prosedur endoskopi. “Pusat perawatan darurat” yang memberikan pelayanan 24 jam bagi klien dengan cedera minor atau penyakit seperti laserasi dan influenza. Pusat perawatan darurat menawarkan alternatif pelayanan seperti yang diberikan pada ruang kedaruratan rumah sakit.
b.      Institusi
Lembaga institusional terdiri dari rumah sakit, fasilitas perawatan yang diperluas, fasilitas psikiatri, dan pusat rehabilitasi. Semuanya menawarkan bentuk pelayanan kesehatan rawat inap (klien diterima masuk dan tingga;l di suatu institusi untuk penentuan diagnosa, menerima pelayanan pengobatan dan rehabilitasi). Sebagian besar institusi juga menawarkan pelayanan rawat jalan (klien berkunjung ke suatu institusi untuk menerima suatu episode diagnosa atau pengobatan yang akan selesai dalam beberapa jam).
c.       Hospice
8
 
Adalah suatu sistem perawatan yang berpusat pada keluarga yang bertujuan agar klien dapat tinggal dirumahnya dengan aman, mandiri, dan penuh harga diri, sambil meringankan penderitaan yang disebabkan oleh penyakit terminal yang dideritanya. Fokus perawatan hospice adalah perawatan paliatif, bukan pengobatan kuratif. Hospice dapat bermanfaat untuk klien yang berada pada tahap terminal dengan penyakit apapun, seperti kardiomiopati, sklerosis multiple, AIDS, kanker, emfisema, atau penyakit ginjal.
d.      Community Based Agency
Merupakan bagian dari lembaga pelayanan kesehatan yang dilakukan pada klien pada keluarganya, sebagaimana pelaksanaan perawatan keluarga seperti praktek perawat keluarga dan lain-lain.
3.      Jenis – jenis pelayanan kesehatan
Jenis pelayanan kesehatan terdiri dari beberapa macam. Adapun jenis pelayanan kesehatan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a.       Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan seperti mandi, makan minum berjalan dan lain-lain. 
b.      Pemeriksaan status mental. 
c.       Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dan dicatat dalam grafik indeks massa tubuh. 
d.      Pengukuran tekanan darah. \
e.       Pemeriksaan laboratorium sederhana (hemoglobin) pemeriksaan gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit diabetis mellitus, dan pemeriksaan protein dalam air seni sebagai deteksi awal penyakit ginjal. 
f.       Pelaksanaan rujukan ke puskesmas bila diperlukan. 
g.      Penyuluhan, bisa dilakukan di dalam atau di luar kelompok dalam rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu atau kelompok lansia. 
h.     
9
 
Dokter praktik swasta terutama menangani para lansia yang memerlukan tindakan kuratif insidential. Seperti telah ditemukan di atas, semua pelayanan kesehatan harus diintegrasikan dengan layanan kesejahteraan harus diintergasikan dengan layanan kesejahteraan yang lain dari dinas sosial, agama, pendidikan, kebudayaan dan lain-lain.
Selain pelayanan di atas, bagi lansia juga diperlukan kualitas pelayanan yang baik, intensitas perawatan yang tinggi, maupun pengkajian komprehensif yang meliputi pengkajian terhadap status fisik, mental psikologis, sosial, nutrisi lingkungan. Semua hal tersebut harus dilakukan oleh sebuah tim multidisiplinier. Pelayanan semacam itu kemudian disebut juga oleh pelayanan geriatrik terpadu.
1.      Pelayanan kesehatan geriatric
Pelayanan kesehatan geriatrik terpadu bagi lansia berdaarkan fasilitas yang dimilikinya untuk pasien geriatrik dikategorikan sebagai berikut:
a.       Pelayanan sederhana (hanya memiliki fasilitas poliklinik) Jenis kegiatan yang dapat dilakukan berupa pengkajian, konsultasi, pemeriksaan, penyuluhan, dan supervisi ke puskesmas. Bentuk fasilitas pelayananya berupa poliklinik, sedangkan sumber daya manusia yang diperlukan adalah internist-geriatrist, perawat geriatrik, ahli gizi, dan pekerja sosio-medik. 
b.      Pelayanan sedang (memiliki fasilitas poliklinik dan klinik siang). Pelayanan sedang merupakan gabungan antara pelayanan tingkat sederhana yang ditambah terapi fisik, terapi okupasi, terapi bicara, rekrasi dan pemeriksaan maupun perawatan gigi-mulut sederhana. Adapun bentuk fasilitas pelayanannya berupa poliklinik dan day hospital .Dengan demikian sumber daya yang diperlukan disesuaikan dengan jenis pelayanan tersebut. 
c.       Pelayanan lengkap (memiliki fasilitas poliklinik, klinik siang, ruang rawat akut, dan kronik). Pada tingkat ini, jenis pelayanan maupun SDM relatif sama dengan tipe sedang namun memiliki ruang rawat akut. 
d.      Pelayanan paripurna (pelayanan lengkap ditambah fasilitas panti werdha) Pada tingkat paripurna, selain semua jenis pelayanan yang terdapat di tingkat lengkap ditambah dengan ruang rawat kronik atau panti werdha.
10
 
Pelayanan keperawatan kesehatan komunitas dilakukan bekerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta melakukan kerjasama lintas program dan lintas sektoral,
pelayanan keperawatan komunitas juga harus memperhatikan prinsip keadilan dimana tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu. sendiri, prinsip yang lanilla yaitu otonomi dimana klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada.
C.        Peran perawat komunitas dalam memberikan pelayanan kesehatan
Pada saat memberikan pelayanan kesehatan, perawat komunitas harus rnempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu kemanfaatan dimana semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar bagi komunitas, pelayanan keperawatan kesehatan komunitas dilakukan bekerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta melakukan kerjasama lintas program dan lintas sektoral, asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan, lingkungannya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan, pelayanan keperawatan komunitas juga harus memperhatikan prinsip keadilan dimana tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu. sendiri, prinsip yang lanilla yaitu otonomi dimana klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada.
Perawat komunitas berperan memberikan advocacy kepada klien (komunitas). Setiap individu, kelompok, dan masyarakat berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang sederajat. Sistem pelayanan kesehatan yang ada bersifat terbagi-bagi dan depersonalisasi. Masyarakat miskin, kurang beruntung, tanpa asuransi kesehatan, penduduk pendatang tidak merasakan pelayanan kesehatan yang sederajat. Perawat komunitas memberikan arahan dan penjelasan terhadap kompleksitas sistem pelayanan kesehatan yang tujuannya agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan.
11
 
Dengan terjadinya pergeseran paradigma dalam pemberian pelayanan kesehatan dari model medikal yang menitik beratkan pelayanan pada diagnosis dan pengobatan ke paradigma sehat yang lebih holistik melihat penyakit dan gejala sebagi informasi dan bukan sebagai fokus pelayanan (Cohen, 1996) maka perawat berada pada posisi kunci dalam reformasi bidang kesehatan ini. Hal ini ditopang oleh kenyatan bahwa 40-60 persen pelayanan di Rumah Sakit adalah pelayanan Keperawatan (Gilles, 1994) dan hampir semua pelayanan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit baik di Rumah Sakit maupun ditatanan pelayanan kesehatan lain dilakukan oleh Perawat.
Bila ”sehat” merupakan fokus pelayanan kesehatan, dan tidak mengabaikan fungsi pengobatan dan pemulihan, maka sebenarnya telah terjadi pergeseran pada lokasi pelayanan, tipe dan sifat pelayanan yang diberikan. Orang sehat berada di masyarakat, sekolah dan tempat kerja, karena itu promosi dan rumatan kesehatan perlu tersedia pada tempat dimana orang membutuhkan pelayanan tersebut. Tujuan pelayanan seperti ini adalah agar setiap orang yang sehat tersebut dapat selalu menjalani kehidupannya secara produktif sesuai dengan kondisi sosial ekonominya dalam situasi kehidupan yang berkualitas baik.
Sebaliknya, keberadaan orang yang mengalami ”sakit” membutuhkan pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan dapat memenuhi kebutuhan para penerima pelayanan secara holistik. Para pemberi pelayanan khususnya keperawatan harus dapat mewujudkan pelayanan keperawatan sebagai suatu pelayanan untuk mempertahankan kualitas kehidupan orang lain yang saling berhubungan termasuk didalamnya kematian dan perpanjangan hidup (Watson, 1979 dalam Tomey, 1994).
Dengan demikian, wujud tatanan baru dalam pelayanan kesehatan ini memerlukan praktik keperawatan yang maju, dimana perawat memberikan dan mengkoordinasi pelayanan, pengelola kasus, memberi nasihat dan konsultasi pada klien tentang perilaku sehat. Disamping itu perawat juga melakukan fungsi triase, monitoring, membela keluarga dan membantu klien untuk bijaksana dalam memilih pelayanan kesehatan dan mengevaluasinya.
12
 
Tidak salah bila komunitas perawat dan stake holder di Indonesia memulai untuk mengembangkan pelayanan Keperawatan Kesehatan di rumah Sebagai satu alternatif pilihan pelayanan kesehatan oleh masyarakat sesuai dengan kemampuan dan kondisi sosial budaya di Indonesia yang sangat terkenal dengan kekeluargaan dan dukungan lingkungan yang masih sangat tinggi.
Dengan mulai maraknya upaya pelayanan keperawatan kesehatan keluarga dikembangkan maka akan makin terasa sentuhan peran perawat dalam melayani klien sesuai dengan lingkup kewenangan dan keilmuannya, sekaligus bagi pemerintah dan masyarakat dapat menciptakan lapangan kerja baru sebagaimana yang telah diaksanakan diberbagai negara.
Akhirnya bersama dengan bentuk-bentuk pelayanan keperawatan lainnya tentu akan meningkatkan profesionalisme keperawatan terutama dimasyarakat, luar gedung akan makin meningkat dan dapat menurunkan citra yang kurang tepat akan peran dan eksistensi perawat sebagai Profesi, bukan sebagai pembantu tenaga kesehatan lainnya
Pada saat memberikan pelayanan kesehatan, perawat komunitas harus rnempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu kemanfaatan dimana semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar bagi komunitas, pelayanan keperawatan kesehatan komunitas dilakukan bekerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta melakukan kerjasama lintas program dan lintas sektoral, asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan, lingkungannya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan, pelayanan keperawatan komunitas juga harus memperhatikan prinsip keadilan dimana tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu. sendiri, prinsip yang lanilla yaitu otonomi dimana klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada.
13
 
Perawat komunitas berperan memberikan advocacy kepada klien (komunitas). Setiap individu, kelompok, dan masyarakat berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang sederajat. Sistem pelayanan kesehatan yang ada bersifat terbagi-bagi dan depersonalisasi. Masyarakat miskin, kurang beruntung, tanpa asuransi kesehatan, penduduk pendatang tidak merasakan pelayanan kesehatan yang sederajat. Perawat komunitas memberikan arahan dan penjelasan terhadap kompleksitas sistem pelayanan kesehatan yang tujuannya agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan.
Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).

D.       Pelayanan Keperawatan Kesehatan di Rumah (home health care)
Pelayanan Keperawatan dirumah atau Praktik Keperawatan dirumah adalah pelayanan keperawatan profesional  oleh seorang atau tim keperawatan yang ditujukan kepada klien dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan (Pokja Keperawatan CHS, 1997).
Pelayanan keperawatan kesehatan di rumah merupakan sintesa dari keperawatan kesehatan komunitas dan keterampilan teknikal tertentu yang berasal dari spesialisasi keperawatan tertentu. Pelayanan keperawatan di rumah mencakup pencegahan primer, sekunder, dan tersier yang berfokus pada asuhan keperawatan individu dengan melibatkan keluarga atau pemberi pelayanan yang lain (ANA, 1992).
Tujuan Pelayanan dari keperawatan dirumah atau praktik keperawatan dirumah yakni, Terpenuhinya kebutuhan dasar (biologis, psikologis, sosiokultural dan spiritual) bagi pasien secara mandiri. Meningkatnya  kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan dan perawatan pasien di rumah. Meningkatnya kualitas pelayanan keperawatan kesehatan di rumah.
14

 
Ruang lingkup pelayanan keperawatan kesehatan di rumah, Memberikan pelayanan asuhan keperawatan secara komprehensif pada proses penyembuhan kesehatan, rehabilitasi, pemeliharaan, dan peningkatan kesehatan. Melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarganya tentang kondisi yang dialami. Mengembangkan pemberdayaan pasien dan keluarga dalam rangka mencapai kualitas hidup yang lebih baik.
Peran dan fungsi keperawatan komunitas dalam memberikan pelayanan keperawatan kesehatan dirumah:
1.      Peran keperawatan komunitas dalam memberikan pelayanan keperawatan kesehatan dirumah diantaranya :
a.       Manajer Kasus: Mengelola dan mengkolaborasikan dengan anggota keluarga dan penyedia pelayanan kesehatan atau pelayanan sosial yang lain untuk  meningkatkan pencapaian pelayanan,
b.      Pelaksana /Pemberi Asuhan: Memberikan pelayanan langsung dan melakukan supervisi pelayanan yang diberikan oleh anggota keluarga atau pelaku rawat (care giver),
c.       Pendidik: Mengajarkan keluarga tentang sehat sakit dan bertindak sebagai penyedia informasi kesehatan.
d.      Kolaborato : Mengkoordinir pelayanan yang diterima oleh keluarga dan mengkolaborasikan dengan keluarga dalam merencanakan pelayanan,
e.       Pembela (Advocate): Melakukan pembelaan terhadap pasien melalui dukungan peraturan,
f.       Konselor: Membantu pasien dan keluarga dalam menyelesaikan masalah dan mengembangkan koping yang konstruktif,
g.      Penemu Kasus dan Melakukan Rujukan: Melibatkan diri dalam menemukan kasus di keluarga dan melakukan rujukan secara cepat,
h.      Penata lingkungan rumah: Melakukan modifikasi lingkungan bersama pasien dan keluarga dan tim kesehatan lain untuk menunjang lingkungan sehat,
i.        Peneliti: Mengidentifikasi masalah praktik dan mencari jawaban melalui pendekatan ilmiah.
2.      Fungsi keperawatan komunitas dalam memberikan pelayanan keperawatan kesehatan dirumah diantaranya :
a.      
15
 
Fungsi sebagai Manajer Kasus:
1)      Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan keluarga terhadap pelayanan kesehatan,
2)      Menyusun rencana pelayanan keperawatan dan pelayanan kesehatan lainnya di rumah,
3)      Mengkoordinir aktifitas tim kesehatan multidisiplin dalam memberikan pelayanan sesuai kebutuhan pasien di rumah,
4)      Memantau kualitas pelayanan keperawatan dan pelayanan kesehatan lainnya yang diberikan kepada pasien di rumah.
b.      Fungsi sebagai Pemberi Asuhan:
1)      Melakukan pengkajian asuhan keperawatan secara komprehensif,
2)      Menetapkan masalah (diagnosa keperawatan),
3)      Menyusun rencana keperawatan dengan mempertimbangkan kebutuhan pasien dan potensi  keluarga,
4)      Melakukan tindakan keperawatan langsung mencakup tindakan mandiri dan tindakan kolaboratif,
5)      Melakukan observasi terhadap kondisi kesehatan dan perkembangan/respon pasien,
6)      Membantu pasien dan anggota keluarga mengembangkan perilaku koping yang efektif,
7)      Melibatkan anggota keluarga dalam memberikan perawatan pasien di rumah,
8)      Membimbing semua anggota keluarga dalam melakukan aktifitas promosi dan pemeliharaan kesehatan,
9)      Melakukan evaluasi  asuhan keperawatan,
10)  Mendokumentasikan asuhan keperawatan.
c.       Fungsi sebagai Pendidik:
1)      Mengidentifikasi pasien dan keluarga akan pendidikan kesehatan,
2)      Memilih metode pembelajaran dan menyiapkan materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan masalah pasien dan keluarga,
3)      Menyusun rencana kegiatan pendidikan kesehatan,
4)     
16
 
Melaksanakan pendidikan kesehatan terkait dengan masalah kesehatan pasien,
5)      Mengajarkan anggota keluarga tentang keterampilan dan strategi yang dibutuhkan dalam mengasuh anggota keluarga yang sakit,
6)      Mendorong keluarga untuk melakukan upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan melalui perilaku hidup sehat,
7)      Mendokumentasikan kegiatan pendidikan kesehatan.
d.      Fungsi sebagai Kolaborator:
1)      Melakukan kerjasama dengan anggota tim kesehatan lain untuk menyelesaikan masalah kesehatan pasien,
2)      Melakukan kerjasama dengan sumber-sumber/fasilitas pelayanan yang ada di masyarakat untuk menyelesaikan masalah kesehatan pasien.
e.       Fungsi sebagai Pembela:
1)      Mendemonstrasikan tehnik komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga di rumah,
2)      Menghormati hak pasien,
3)      Meminta persetujuan tindakan yang dilakukan,
4)      Melaksanakan fungsi pendampingan,
5)      Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah kesehatan,
6)      Memfasilitasi pasien dalam memanfaatkan sumber-sumber untuk mengatasi masalah kesehatannya.
f.       Fungsi sebagai Konselor:
1)      Membantu penyelesaian masalah pasien dan keluarganya,
2)      Membantu pasien dan keluarga mempertimbangkan berbagai solusi dalam rangka menetapkan cara yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
3)      Menunjang komunikasi efektif keluarga untuk meningkatkan penyelesaian masalah,
4)      Mengkomunikasikan bahwa keluarga bertanggung jawab memilih alternatif penyelesaian masalah.
17
 
 
g.      Fungsi Penemu Kasus dan Melakukan Rujukan:
1)      Mengembangkan pengetahuan tentang tanda-tanda dan gejala atau faktor yang berkontribusi dengan kondisi atau masalah yang akan dicari,
2)      Menggunakan proses diagnostik untuk mengidentifikasi potensi masalah kesehatan atau kondisi tertentu,
3)      Menetapkan kebutuhan rujukan yang sesuai,
4)      Melakukan rujukan terhadap kasus yang perlu penanganan dari tim kesehatan lainnya,
5)      Menyediakan pelayanan tindak lanjut  terhadap kasus yang teridentifikasi.
h.      Fungsi Penata Lingkungan Rumah
1)      Memodifikasi lingkungan yang memungkinkan peningkatan kesehatan pasien,
2)      Memodifikasi lingkungan yang memungkinkan pasien mandiri dalam perawatan dirinya.
i.        Fungsi Peneliti:
1)      Mengidentifikasi masalah-masalah yang dapat diteliti,
2)      Merancang dan melakukan penelitian keperawatan,
3)      Menyebarluaskan hasil penelitian,
4)      Mengaplikasikan temuan hasil riset ke dalam praktik.
Strategi pelaksanaan, Dalam penyelenggaraan kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan di rumah terdapat tiga kegiatan yang dilakukan oleh seorang perawat, meliputi; Pendekatan dengan Manajemen Kasus, Asuhan Keperawatan Profesional, serta Pencatatan dan Pelaporan.
1.      Manajemen Kasus
18
 
Model manajemen kasus melibatkan pelayanan multidisiplin. Dalam model ini, perawat sebagai manajer kasus bekerja dengan disiplin lain memberikan pelayanan kepada pasien dengan berbagai penyakit atau ketidakmampuan fungsional. Perawat menentukan jenis pelayanan yang dibutuhkan pasien, membuat perencanaan kunjungan (jadwal kunjungan) multidisiplin dan mengadakan konferensi dengan tenaga kesehatan lain secara periodik atau sesuai kebutuhan untuk menilai perkembangan pasien/ keluarga terhadap pelayanan yang diberikan serta menilai kualitas pelayanan yang diberikan.
Proses manajemen kasus dalam pelayanan keperawatan kesehatan di rumah mencakup:
a.       Melakukan seleksi kasus yang membutuhkan pelayanan keperawatan kesehatan di rumah melalui metode manajemen kasus antara lain:
1)      Resiko tinggi;  Bayi, Balita, remaja, Ibu maternal, lansia;
2)      Cidera Tulang Belakang, Fraktur Multiple,  Cidera Kepala;
3)      Pasien koma, Diabetes Melitus (DM), AIDS, Gagal Jantung, Asma berat, Pasien yang mendapat terapi atau Nutrisi  melalui infus;
4)      Cerebro Vascular Accident (CVA, Stroke, Masalah ibu post partum dan masalah reproduksi;
5)      Pasien dengan amputasi;
6)      Ketergantungan obat;
7)      Pasien dengan luka kronis, Kekerasan dalam rumah tangga.
8)      Disfungsi kandung kemih, neurologis;
9)      Pasien yang menerima pelayanan rehabilitasi, Pasien psikiatri, demensia;
b.      Membuat Perencanaan Penyediaan Pelayanan, dalam membuat perencanaan, manajer kasus bekerja sama dengan pasien, keluarga dan berkoordinasi dengan tim kesehatan lain. Kegiatan yang dilakukan:
1)      Membuat rencana kunjungan (jadwal kunjungan) yang berisi;
2)      Membuat rencana berkaitan dengan tindakan dan pembiayaan yang diperlukan pasien dari berbagai pemberi pelayanan;
3)      Menyeleksi sumber-sumber yang tersedia di masyarakat seperti pemberi pelayanan dan pelayanan kesehatan yang tersedia sesuai kebutuhan pasien.
c.      
19
 
Melakukan Koordinasi Penyediaan Pelayanan, manajer kasus melakukan koordinasi penyediaan pelayanan dengan tim kesehatan lain serta melakukan rujukan kasus. Kegiatan yang dilakukan, meliputi :
1)      Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang berbagai pelayanan kesehatan yang tersedia di masyarakat yang dapat digunakan pasien sesuai dengan kebutuhan mereka;
2)      Membuat perjanjian (kesepakatan) dengan pasien dan keluarga tentang tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan yang akan diberikan (Informed Consent);
3)      Mengkoordinasikan rencana manajemen kasus kepada tim kesehatan yang akan memberikan pelayanan kepada pasien berdasarkan jadwal kunjungan yang telah dibuat;
4)      Bekerjasama dengan tim kesehatan lain dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien sepanjang rentang perawatan yang dibutuhkan pasien;
5)      Melaksanakan pelayanan keperawatan berfokus pada tujuan yang telah ditetapkan hingga pasien mampu mandiri dalam memenuhi kebutuhannya;
6)      Melakukan rujukan dengan berbagai pelayanan kesehatan dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang akan dirujuk, keterjangkauan pelayanan dan sumber-sumber yang tersedia.
d.      Melakukan Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan, yaitu melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan untuk menilai perkembangan pasien dan ketercapaian tujuan serta kualitas pelayanan yang diberikan.
1)      Melakukan monitor tindakan yang dilakukan oleh tim kesehatan serta perkembangan pasien terkait dengan perubahan status medis, perubahan kemampuan fungsional pasien, kebutuhan pendidikan kesehatan pasien dan keluarga;
2)      Menilai respon atau hasil akhir pelayanan untuk membuat keputusan tentang penghentian perawatan di rumah.
2.      Mengevaluasi Proses Manajemen Kasus
20
 
Mengevaluasi kualitas pelayanan yang diberikan. Dalam sistem Praktik Keperawatan Mandiri, struktur organisasi pengelola dapat digambarkan seperti pada bagan dibawah ini yang dapat pula diterapkan dalam Pelayanan Keperawatan Kesehatan Di Rumah. Pemimpin unit yang membawahi dua sub unit yaitu sub unit yang bertanggung jawab terhadap administrasi dan sub unit yang bertanggung jawab terhadap pelayanan. Sub unit pelayanan membawahi tenaga Koordinator Kasus (case manager) dan tenaga pemberi pelayanan (care giver).
Dalam pelaksanaannya struktur organisasi dapat disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia sehingga beberapa fungsi dapat dilaksanakan oleh satu orang. Demikian pula sebutan/penamaannya sesuai dengan kesepakatan setempat.
3.      Asuhan Keperawatan
a.       Pengkajian
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengkajian  adalah pasien harus dilihat secara holistik dan unik, perawat harus selalu obyektif, format-format yang digunakan harus sesuai, memperhatikan tempat untuk wawancara, pengumpulan data dilakukan secara terus menerus  dan dicatat secara menyeluruh, akurat, dan sistematik.
b.      Diagnosa  Keperawatan
Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data yang terkumpul untuk merefleksikan respon pasien. Diagnosa keperawatan yang dirumuskan berkaitan dengan masalah aktual, dan risiko, atau potensial.
c.       Perencanaan
Perencanaan merupakan proses penyusunan strategi atau intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, mengurangi, memelihara, atau mengatasi masalah kesehatan pasien yang telah diidentifikasi dan telah divalidasi selama fase perumusan diagnosa.
Dalam merumuskan perencanaan ini menekankan pada partisipasi pasien, keluarga, dan koordinasi dengan anggota tim kesehatan lain. Perencanaan mencakup penentuan prioritas masalah, penentuan tujuan serta penyusunan rencana tindakan secara komprehensif.
d.      Implementasi
21
 
Dalam melakukan tindakan keperawatan, perawat bekerjasama dengan pasien, keluarga, pelaku rawat dan tenaga lain (kesehatan maupun non kesehatan). Tindakan yang dilakukan mengacu pada Standard Operational Procedure (SOP) yang berlaku. Jenis tindakan yang dapat dilakukan yaitu tindakan yang bersifat mandiri maupun tindakan kolaborasi.
e.       Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengukur efektifitas dan efisiensi pelayanan yang telah dilakukan dan sejauh mana pemanfaatan sumber-sumber yang tersedia.  Evaluasi dilakukan selama proses pemberian pelayanan asuhan keperawatan maupun pada akhir pemberian asuhan keperawatan.
4.      Pencatatan dan pelaporan
a.       Pencatatan
1)      Menejemen kasus
Manajer kasus bertanggung jawab untuk membuat dokumentasi tentang pelayanan yang diberikan pada pasien dan keluarga dengan meminta masukan dari  tenaga kesehatan yang merawat pasien. Dokumentasi tersebut mencakup:
·      Lembar Persetujuan Dokter, jika pasien dirawat dokter;
·      Lembar Persetujuan Pasien/Keluarga (Informed Consent);
·      Jadwal Kunjungan Perawat;
·      Pertemuan Tim Perawat;
·      Lembar Pengobatan;
·      Tindakan Tim Perawat;
·      Rujukan kasus  ke Sarana kesehatan  lain;
·      Penghentian perawatan di rumah.
2)      Pelaksanaan asuhan keperawatan
Perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan bertanggung jawab membuat dokumentasi asuhan keperawatan setiap kali melakukan kunjungan sesuai dengan prinsip-prinsip pendokumentasian.
22
 
 
b.      Pelaporan
Manajer kasus secara rutin (bulanan, triwulan, semester, tahunan) memberikan laporan kepada pengelola  pelayanan keperawatan kesehatan di rumah. Laporan dari pengelola  pelayanan tersebut kemudian diteruskan kepada pimpinan unit pelayanan kesehatan (Agensi/ Puskesmas/ Rumah Sakit) disesuaikan dengan sistem pelaporan yang sudah berlaku di Institusi (terintegrasi dengan laporan Institusi yang bersangkutan). Selanjutnya laporan diteruskan  secara berjenjang sesuai dengan alur bagan di atas. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus mempunyai sistem informasi yang baik tentang  pelayanan keperawatan kesehatan di rumah yang bisa di akses oleh Propinsi maupun Depkes. Materi yang dilaporkan mencakup:
1)      Jumlah pasien yang dikunjungi dan pola penyakit berdasarkan usia;
2)      Periode kunjungan untuk setiap kasus (frekuensi kunjungan dan lama perawatan);
3)      Jumlah pasien yang dapat pengobatan;
4)      Jumlah pasien yang dirujuk ke pelayanan kesehatan lain;
5)      Jumlah pasien yang meninggal dan penyebab kematian;
6)      Tingkat keberhasilan pelayanan yang diberikan (kemandirian pasien dan keluarga);
7)      Tenaga kesehatan dan non kesehatan yang memberikan Pelayanan.
Mekanisme Pelayanan di Rumah, merupakan alur pelayanan keperawatan komunitas dalam memberikan pelayanan keperawatan kesehatan dirumah diantaranya :
1.      Proses Penerimaan Kasus
Unit Pelayanan Keperawatan Kesehatan di rumah menerima pasien dari Rumah Sakit, Puskesmas, sarana pelayanan kesehatan lain dan dikirim dari keluarga/kelompok atau masyarakat;
23
 
Pimpinan Pelayanan Keperawatan Kesehatan di rumah menunjuk dan memberikan mandat kepada salah seorang perawat untuk menjadi seorang manajer kasus untuk mengelola  kasus tersebut;
Manajer kasus membuat surat persetujuan dan dilanjutkan untuk melakukan proses pengelolaan kasus (Manajemen Kasus).
2.      Pembiayaan
Penentuan tarip pelayanan keperawatan kesehatan di rumah ditetapkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a.       Pemerintah dan masyarakat bertanggungjawab dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
b.       Tarif pelayanan keperawatan kesehatan di rumah sebaiknya  memperhatikan kemampuan keuangan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat
c.        Penetapan tarif meskipun dimungkinkan untuk mencari laba, namun harus mempertimbangkan kepentingan masyarakat berpenghasilan rendah dengan asas gotong royong
d.       Tarif pelayanan keperawatan kesehatan di rumah untuk golongan yang pembayarannya dijamin oleh pihak asuransi ditetapkan atas dasar saling membantuTarif pelayanan keperawatan kesehatan di rumah harus mencakup seluruh unsur pelayanan secara proporsiona.



24
 


23
 

 

BAB III
PENUTUP

A.       Kesimpulan
keperawatan kesehatan komunitas dipandang sebagai bentuk pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada individu, keluarga, dan kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
perawatan kesehatan komunitas adalah suatu bidang dalam ilmu keperawatan yang merupakan keterpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan dengan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif, secara menyeluruh dan terpadu ditujukan kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal.
pelayanan kesehatan, menjangkau seluruh golongan dan lapisan masyarakat yang memerlukan, baik di tatanan pelayanan kesehatan di masyarakat, maupun di tatanan pelayanan rumah sakit.
Perawat komunitas berperan memberikan advocacy kepada klien (komunitas). Setiap individu, kelompok, dan masyarakat berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang sederajat. Sistem pelayanan kesehatan yang ada bersifat terbagi-bagi dan depersonalisasi. Masyarakat miskin, kurang beruntung, tanpa asuransi kesehatan, penduduk pendatang tidak merasakan pelayanan kesehatan yang sederajat. Perawat komunitas memberikan arahan dan penjelasan terhadap kompleksitas sistem pelayanan kesehatan yang tujuannya agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan.
25
 
pelayanan keperawatan kesehatan komunitas dilakukan bekerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta melakukan kerjasama lintas program dan lintas sektoral, asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan, lingkungannya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan, pelayanan keperawatan komunitas juga harus memperhatikan prinsip keadilan dimana tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu.
B.        Saran
pelayanan keperawatan komunitas juga harus memperhatikan prinsip keadilan dimana tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu. sendiri, prinsip yang lanilla yaitu otonomi dimana klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada.
Dengan mulai maraknya upaya pelayanan keperawatan kesehatan keluarga dikembangkan maka akan makin terasa sentuhan peran perawat dalam melayani klien sesuai dengan lingkup kewenangan dan keilmuannya, sekaligus bagi pemerintah dan masyarakat dapat menciptakan lapangan kerja baru sebagaimana yang telah diaksanakan diberbagai negara.
26
 

 

DAFTAR PUSTAKA

Allender, et all.  (1999). Community Health Nursing. Philladelphia: Lippincott.
Ayers, et all. (1998). Community – Based Nursing Care. Philladelphia: Mosby Years Books.
Clark, M. J. (1999).  Nursing in The Community. California: Appleton & Lange.
Dainur. 1995. Materi-Materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta, Widya Medika
Departemen Kesehatan RI. (2004). Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan RI. (2004). Pedoman Perawatan Kesehatan di Rumah. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Depkes RI. (1992). Pedoman Kerja Puskesmas Jilid IV, Jakarta
Gilliss, C. L., et all.  (1989). Toward a Science of Family Nursing.California: Addison and Whalley.
Knollmueler. 1998. Buku Saku Keperawatan Komunitas Kesehatan Rumah, Jakarta: EGC
Smith, M. C. (2001). Community Nursing Care. Philadelphia: Mosby Years Books.
Stanhope, Marcia. (1997). Perawatan Kesehatan Masyarakat Suatu Proses dan Praktek untuk Peningkatan Kesehatan Jilid 2. Bandung: Yayasan IAPK Pajajaran Bandung

Iwansyah
Iwansyah Seorang Penulis Pemula Yang Mengasah Diri Untuk Menjadi Lebih Baik

1 comment for "Keperawatan Komunitas II Peran Perawat Komunitas Dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan"