SLPI - Berwirausaha pada dasarnya dapat dilakukan oleh semua profesi, termasuk perawat. Lalu, bagaimana ketika perawat cenderung memilih untuk berwirausaha? Bagaimana ketika perawat menganggap hidupnya lebih sejahtera ketika berwirausaha dibandingkan bekerja di Puskesmas, Klinik, maupun di Rumah Sakit? Apakah hal ini merupakan peluang atau justru menjadi tantangan untuk profesi perawat ke depannya?
Berbagai pendapat yang pro dan kontra
terjadi ketika kita membahas tentang perawat yang cenderung memilih untuk berwirausaha
dibanding fokus pada tugasnya sebagai seorang perawat, dan inilah kenyataannya.
Tidak sedikit kita bisa melihat rekan-rekan sejawat yang mencoba untuk membuka
usaha kecil-kecilan seperti yang nge-trend saat ini adalah bisnis online hingga
menjadi pengusaha besar.
"Pengusaha belum tentu bisa jadi
perawat, tapi perawat bisa jadi pengusaha"
Saya kira tidak ada salahnya ketika
seorang perawat berambisi dan berinisiatif untuk membuka usaha sendiri.
Bukankah itu merupakan suatu nilai plus? Yang saya tidak setuju adalah ketika
fokus berbisnis dan lupa pada basic profesinya sebagai perawat, apalagi sampai
menghina profesi. Karena tidak sedikit suara-suara sumbang dari teman-teman
sejawat yang sampai mengungkapkan bahwa mereka menyesal sekolah di keperawatan,
menghabiskan banyak uang, tenaga, dan waktu jika pada akhirnya berwirausaha
lebih menjamin kesejahteraan hidup mereka. Pemikiran seperti ini yang menurut
saya harus diluruskan.
Semua pilihan pasti ada resikonya,
termasuk perawat yang memilih untuk berwirausaha. Baik sebagai peluang ataupun
tantangan, saya kira itu subjektif, tergantung bagaimana kita memandang dan
menyikapinya. Disatu sisi, berwirausaha adalah peluang besar bagi perawat untuk
bisa mendapatkan penghasilan sampingan yang dapat lebih menyejahterakan
hidupnya, dan itu adalah hal yang positif. Apalagi ketika usaha itu bisa
menciptakan lapangan kerja bagi orang lain, luar biasa bukan???
Saya pribadi mendukung secara penuh
perawat yang juga berjiwa wirausaha. Pertanyaan selanjutnya adalah usaha apa
yang cocok untuk perawat? Ini adalah pertanyaan pertama yang diajukan oleh
teman-teman yang ingin memulai usaha, apalagi bagi mereka yang belum memiliki
pengetahuan dan pengalaman dalam dunia usaha sama sekali. Nyatanya, tidak
sedikit dari mereka yang kurang paham bagaimana menyelaraskan antara profesi
sebagai perawat dengan usaha yang akan dijalani sehingga keduanya bisa relevan.
Alhasil, mereka salah kaprah.
Kita tidak bisa menutup mata dengan
kenyataan yang ada bahwa lapangan pekerjaan untuk perawat sangat sulit. Jumlah
lulusan setiap tahunnya tidak sebanding dengan persentasi penerimaan tenaga
kesehatan dipelayanan, baik di Rumah Sakit, Puskesmas, maupun klinik. Untuk
mendapatkan pekerjaan, tidak seindah yang kita bayangkan saat memutuskan untuk
memilih kuliah dikampus keperawatan dan menjadi seorang perawat nantinya. Belum
lagi persoalan STR (Surat Tanda Registrasi) yang untuk mendapatkannya harus
melewati UKOM (Ujian Kompetensi) baru bisa bekerja. Saat diterima bekerja pun
statusnya sebagai suka rela, sungguh memprihatinkan.
Jika ditelusuri lebih jauh, tidak
sedikit teman-teman sejawat kita yang melarikan nasibnya untuk bekerja
ditoko-toko, mini market, mall, dan bahkan ada yang menjadi tukang ojek. Mereka
bahkan menyembunyikan status mereka yang sesungguhnya bahwa mereka ternyata
adalah lulusan mahasiswa perawat, baik DIII maupun Ners. Entah mereka bermaksud
menjaga nama baik profesi atau sebagai bentuk penyesalan saja karena mereka
malu. Lalu, apa yang harus kita lakukan? Apakah akan tetap berpangku tangan
melihat fakta yang sangat miris ini?
Prospek kerja perawat sebenarnya tidak
hanya mencakup rumah sakit, klinik, maupun puskesmas. Banyak jalan yang bisa
kita tempuh dengan bermodalkan ilmu dan skill yang kita miliki sebagai tenaga
medis, khususnya perawat. Jadi sebagai solusi dari masalah ini adalah saya
sangat menganjurkan kepada teman-teman untuk mengikuti sejenis seminar atau
workshop agar mendapatkan petunjuk dan arahan dari teman-teman yang memiliki
pengetahuan dan pengalaman tentang hal tersebut.
Ubahlah mindset kita, bukan hanya
tentang bagaimana kita mendapatkan penghasilan, tapi bagaimana kita bisa
menciptakan lapangan kerja bagi orang lain. Adapun bentuk usaha yang bisa kita
lakukan adalah menjadi perawat homecare, bekerjasama dengan instansi tertentu
dalam penyediaan alat-alat kesehatan, mengejar di sekolah atau kampus
keperawatan, menjadi distributor buku-buku kesehatan, membuka less private
nursing, dan masih banyak usaha lainnya sesuai dengan kompetensi yang kita
miliki. Bukannya itu lebih sedikit bergengsi daripada menjadi pegawai ditoko
dan Mall???
Siapa lagi yang akan memperbaiki nasib
profesi kalau bukan kita sendiri? Marilah kita saling merangkul dalam menjaga
nama baik profesi dan meraih sukses bersama. Percayalah, selama kita mau berusaha,
rejeki bisa datang darimana saja. Usahlah risau jika belum diterima bekerja
disebuah institusi karena sesungguhnya banyak peluang yang lebih menjanjikan
tanpa harus melapaskan jati diri kita sebagai perawat yang professional.
Penulis: Sri Astuty Mashuri
Post a Comment for "Perawat Berwirausaha, Mengapa Tidak?"