Caregiver Bagi Fresh Graduate: Antara Ilusi & Solusi


SLPI ~ Andi, bukan nama sebenarnya, dari Sulawesi Tenggara, lulus tahun 2012, D3 Keperawatan, mengaku, saat ini honornya mencapai Rp 1.2 juta, tapi setahun. Itupun, katanya, diterima akhir tahun.

Andi tidak sendiri. Lidya, dari Kudus, sudah mengirimkan 10 surat lamaran permohonan kerja, setelah setahun lulus, belum ada respon. Mau ikut ke luar negeri, tidak diizinkan orangtua.

Andi dan Lidya, adalah dua contoh dari ribuan kasus yang dialami jebolan kampus keperawatan. Bukti, bahwa tantangan profesi ini, tidak mudah. Kita ditantang untuk melihat realita kehidupan. Tidak sekedar angan-angan. Kita tidak dalam posisi fihak yang mampu memilih di tengah kompetisi global dengan seleksi ketat.

Jangankan dengan status fresh gradute. Yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun pun, untuk mendapatkan pekerjaan dengan status honor saja, saat ini, masih susah. Makanya, mengubah cara pandang dalam perolehan pekerjaan merupakan sebuah tuntutan.

Kita boleh saja tetap bercita-cita menjadi clinian yang professional. Itu tidak salah dan sangat diharapkan. Hanya saja kita harus sadar, seperti naik tangga, berani melangkah dari bawah. Tidak bisa loncat langsung ke atas.

Cobalah ambil peluang apa saja, guna mengisi waktu agar kebutuhan hidup ini terpenuhi. Aktivitas kerja membuat jiwa lebih sehat. Selain, mendongkrak reputasi profesi. Juga, menghindari sebutan oleh masyarakat sebagai pengangguran professional.
Yang paling mendekati profesi adalah dengan menjadi Caregiver.

Untuk kerja sebagai caregiver, tidak perlu pengalaman. Tidak butuh STR. Jadi sangat simple. Fresh graduate bisa melakoninya. Anggap lah ini seperti magang, sambil nunggu STR. Tidak perlu alergi. Tidak perlu gengsi. Apalagi malu kepada teman-teman seprofesi. Tidak perlu hiraukan apa kata orang lain.

Fresh graduate perlu paham, bahwa yang dikerjakan oleh Caregiver adalah pekerjaan perawat. Jadi mengapa mesti malu? Persoalannya, mental teman-teman fresh graduate, menganggap Caregiver itu ‘rendah’. Teman-teman muda belum paham, bahwa fokus kerja Caregiver adalah Kebutuhan Dasar Manusia (KDM). KDM inilah esensi tindakan keperawatan. Kita bukan ahli bedah atau penyakit dalam. Kita juga bukan ahli obstetric dan ginekologi. 

Anggaplah menekuni pekerjaan caregiver ini adalah solusi konkrit masalah kerja perawat yang rumit. Persoalannya, Caregiver di Indonesia belum popular. Caregiver di Indonesia umumnya masih dirangkap oleh Perawat Homecare. Sebagian homecare nurses membutuhkan STR.

Oleh sebab itu, menjadi Caregiver di luar negeri adalah alternatif. Karena di luar negeri, kita butuh belajar bahasa asing lagi. Belajar bahasa asing, sangat mudah bila punya kemauan. Caregiver kerjanya tidak banyak omong. Pula bukan mengajari pasien pandai berbahasa. Dengan penguasaan bahasa yang sederhana, bisa sebagai bekal. 

So?
Lebih baik makan singkong, namun di depan mata. Dari pada makan roti dan keju tetapi tiada.


Teman-teman muda…..

Mari kita buka mata, melihat dunia nyata. Memang bagus sekali jika sesudah lulus anda bisa kerja di RS, klinik, Balai Kesehatan serta Puskesmas. Hanya saja, jika tidak tersedia peluang sekaligus bayarannya, sampai kapan terus-menerus berharap?

Caregiver adalah jembatan dunia nyata. Bukan tujuan akhir. Caregiver juga bukan pekerjaan hina. Caregiver justru mulia, karena inilah pintu awal anda sebelum meraih cita.

Sambil menunggu datangnya STR, dengan menekuni dunia Caregiver anda telah mangayunkan kaki selangkah, lebih maju. Itu jauh lebih baik, ketimbang sesudah lulus, tidak punya status, dan menanggung malu.

Kalau anda menganggap saya melecehkan profesi, hanya karena mendukung fresh graduate nurses sebagai caregiver, itu saya terima dengan lapang dada. Ketimbang melihat kalian, kawula muda, menangis, mengelus dada, tanpa ada pemecahan masalah. 

Penulis: SYAIFOEL HARDY
Iwansyah
Iwansyah Seorang Penulis Pemula Yang Mengasah Diri Untuk Menjadi Lebih Baik

Post a Comment for "Caregiver Bagi Fresh Graduate: Antara Ilusi & Solusi"